Saturday, May 25, 2013

Kisi Kisi Ulangan Akhir Semester 2 Bahasa Indonesia


Download Link [Microsoft Word 2007] : 


UAS Bahasa Indonesia
UAS Semester 2 Kelas X
 
1.     Paragraf Eksposisi
a)      Paragraf eksposisi adalah karangan yang isinya memaparkan menjelaskan suatu persoalan secara jelas.
b)      Ciri – ciri :
o   Bahasa denonatif dan objektif
o   Tidak ada unsur mempengaruhi, hanya informasi
o   Bahasa bersifat deklaratif ( pernyataan ), bukan persuatif ( mempengarhui )
o   Untuk mensosialisasikan temuan / produk baru
o   Fakta ( angka, peta, grafik, statistik, gambar, bagan ) sebagai ilustrasi / konkritasi
c)      Jenis – jenis paragraf eksposisi
o   Definisi : Menjelaskan pengertian suatu istilah dan menggunakan konjungsi seperti adalah, ialah, yakni, merupakan, dll
o   Penggolongan / klasifikasi : mengelompokkanhal – hal sejenis
o   Komparasi : Membandingkan hal berbeda, tapi memiliki persamaan dan menggunakan kata daripada, dibandingkan, lebih dari, dll
o   Prosedural : Menjelaskan proses terjadinya sesuatu dan menggunakan kata setelah itu, sesuadah itu, lalu, kemudian, dll
o   Ilustrasi / contoh : Menjelaskan sebuah contoh / ilustrasi sebagai pendukung ilustrasi dan menggunakan kata misalnya, contohnya, antara lain, dll
o   Laporan : Menjelaskan hasil pengamatan atau survey.
2.     Paragraf Deskripsi
a)      Adalah paragraf yang menggambarkan secara rinci dengan menggunakan pengindraan sehingga orang lain dapat ikut melihat atau merasakan.
b)      Ciri – ciri :
o   Menggunakan pengindraan ( penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, pengecap )
o   Adanya penyajian urutan ( contoh : atas ke bawah, depan ke belakang )
o   Menonjolkan perasaan
c)      Jenis – jenis paragraf deskripsi:
o   Berdasarkan objeknya:
·   Tempat ( pantai, pegunungan, dll )
·   Ruang ( ruang kelas, kamar tidur, dll )
·   Objek ( buah, tanaman, hewan, dll )
o   Berdasarkan kesan yang ditimbulkan
·   Impresionis : menonjolkan kesan penulis
·   Ekspositoris : menonjolkan fakta
3.     Paragraf Narasi
a)      Adalah penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu.
b)      Ciri – ciri :
o   Adanya unsur perbuatan / tindakan.
o   Adanya unsur rangkaian waktu dan informasi.
o   Adanya sudut pandang penulis.
o   Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan seccara kausalitas (sebab – akibat)
o   Terdapat unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter / perwatakan yang jelas.
o   Terdapat latar tempat, waktu, dan suasana.
o   Mempunyai alur/plot.
c)      Narasi fiksi / sugestif :
o    Mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, imajinasi penulis.
o    Ciri – ciri :
·         Menyampaikan suatu makna / amanat yang tersirat
·         Menimbulkan daya khayal
·         Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga penalaran dapat dilanggar.
·         Bahasanya condong ke figurative dengan menitikberatkan penggunaan kata – kata konotatif.
·         Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa.
d)     Narasi non fiksi / eksposisi
o    Mengisahkan peristiwa yang benar – benar terjadi
o    Ciri – ciri :
·         Memperluas pengetahuan
·         Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian
·         Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional
·         Bahasanya lebih cenderung ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata – kata denotatif.
e)      Struktur paragraf narasi : dekriptif – naratif ( divergen )

4.     Puisi
a)      Unsur puisi
o   Makna / batin : perasaan, emosi, sikap, penyair, nilai – nilai / amanat
o   Bentuk / fisik : diksi ( pilihan kata ), rima, baris, bait, majas, enjambemen
b)      Karakteristik bahasa puisi
o   Bermakna kias / konotatif, majas, emosional
o   Bahasa singkat, padat, menghindari konjungsi
o   Menghindari enjambemen ( pergantian baris yang tidak tepat )
o   Mempunyai Licentia Poetica : kebebasan penulis dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan perasaan
c)      Berdasarkan bahasa yang digunakan, dibedakan menjadi
o   Puisi diafan / transparan : bahasanya lugas, mudah dipahami
o   Puisi prismatis / gelap : bahasanya konotatif, sulit dipahami
d)     Berdasarkan tujuannya, dibedakan menjadi :
o   Puisi ekspresif : untuk orang lain
o   Puisi impresif : untuk diri sendiri
e)      Rima, dibedakan menjadi :
o   Rima Akhir : di akhir larik / baris dalam tiap bait.
·         Rima Rangkai (a-a-a-a)
·         Rima Kembar (a-a-b-b)
·         Rima Peluk (a-b-b-a)
·         Rima Silang (a-b-a-b)
·         Rima Patah (a-a-b-a) / (a-b-a-a) / (a-a-a-b)
o   Rima Datar
·         Rima Asonasi : Pengulangan bunyi vokal yang sama dalam beberapa kata yang berurutan dalam satu baris
·         Rima Aliterasi : Pengulangan bunyi konsonan yang sama pada beberapa kata yang berurutan dalam satu baris.

5.     Majas
a)      Majas Perbandingan
o   Perumpamaan / Simile / Asosiasi : Perbandingan 2 hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap sama. Ditandai oleh penggunaam kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, laksana, dll. Contoh:
§  Semangatnya keras bagaikan baja.
§  Mukanya pucat bagai mayat.
o   Metafora : Mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Contoh:
§  Harta karunku (sangat berharga)
§  Dia dianggap anak emas majikannya.
§  Perpustakaan adalah gudang ilmu.
o   Personifikasi : Membandingkan benda tak bernyawa seolah – olah mempunyai sifat seperti manusia. Contoh:
§  Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
§  Peluit wasit menjerit panjang.
o   Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol – simbol bermuatan moral.
o   Metonimia : Menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Contoh:
§  Setiap pagi ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi)
§  Ayah pulang dari luar negeri naik garuda. (maksudnya pesawat)
o   Sinekdoke
ü  Pars pro toto : Menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh:
§  Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
§  Per kepala mendapat Rp 300.000,00.
ü  Totem pro parte : Menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:
§  Dalam pertandingan final bulu tangkis, RT 03 melawan RT 07.
§  Indonesia akan memilih idolanya nanti malam.
b)      Majas Pertentangan
o   Antitesis : Mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya. Contoh:
·   Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
·   Miskin kaya, cantik buruk, sama saja di mata Tuhan.
o   Paradoks : Mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh:
·   Aku merasa sendirian di tengah kota yang ramai ini.
·   Hatiku merintih di tengan hingar bingar pesta yang sedang berlangsung itu.
o   Hiperbola : Pernyataan berlebihan dari kenyataan dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian. Contoh:
·   Suaranya menggelegar membelah angkasa.
·   Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
o   Litotes : Menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
·   Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
·   Singgahlah ke gubuk saya yang sederhana ini.
c)      Majas Sindiran
o   Ironi : Menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir. Contoh:
·   Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
·   Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.
o   Sinisme : Menyatakan sindiran secara langsung. Contoh:
·   Perkataanmu tadi sangat menyebalkan.
·   Lama – lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
o   Sarkasme : Majas sindiran yang paling kasar, biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh:
·   Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kau!
·   Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
d)     Majas Penegasan
o   Pleonasme : Menggunakan kata  secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Contoh:
·   Turun ke bawah.
·   Mendongak ke atas.
o   Repetisi : Perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh:
·   Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
·   Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
o   Paralelisme : Majas perulangan yang biasanya ada dalam puisi. Contoh:
·   Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
o   Klimaks : Menyatakan beberapa hal berturut – turut dan makin lama makin meningkat. Contoh:
·   Semua orang dari anak – anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
·   Ketua RT, RW, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
o   Anti-klimaks : Menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh:
·   Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
·   Di kota dan desa hingga pelosok kampung, semua orang merayakan HUT RI.
o   Retorik : Berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau mengunggah. Contoh:
·   Kata siapa cita – cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
·   Apakah orang ini yang selama ini kamu bangga – banggakan?

6.     Paragraf Argumentasi
Menggunakan ide, gagasan, pendapat penulis disertai bukti/fakta.
a)  Ciri-ciri paragraf argumentasi
o   Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin
o   Membutuhkan fakta untuk pembuktian
o   Menggali sumber ide dari pengamatan, penelitian, pengalaman
o   Ditutup dengan kesimpulan.
b) Pola pengembangan paragraf argumentasi :
o   Sebab – Akibat
·         Deduktif  : Sebabnya 1 di awal, akibatnya banyak di akhir
·         Induktif   : Sebabnya banyak di awal, akibatnya 1 di akhir
o   Akibat – Sebab
·         Deduktif  : Akibatnya 1 di awal, sebabnya banyak di akhir
·         Induktif   : Akibatnya banyak di awal, sebabnya 1 di akhir
c)  Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi :
o   Daftarlah topik                                                                   
o   Susun kerangka cerita
o   Mengembangkan kerangka cerita
o   Edit

7.      Paragraf Persuasi
Adalah paragraf / karangan yang berisi meyakinkan dan ajakan.
a)      Ciri – ciri paragraf persuasi:
o   Bertujuan meyakinkan dan membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu.
o   Melampirkan bukti dan data – data pendukung.
o   Terdapat kata ajakan seperti ayo atau mari.
b)      Contoh : iklan produk / jasa.
c)      Kerangka persuasi dapat dimulai dengan pengertian, contoh, alasan – alasan, dan bukti – bukti, dan diakhiri dengan ajakan.

8.     Pantun
a)      Adalah puisi lama yang terikat syarat – syarat seperti:


o   Jumlah baris
o   Jumlah suku kata
o   Jumlah kata
o   Persajakan


b)      Ciri – ciri pantun:
o   Memiliki rima a, a, a, a
o   Dalam 1 bait / kuplet, terdiri dari 4 baris / larik
o   Baris 1 dan 2 disebut sampiran.
o   Baris 3 dan 4 disebut isi.
o   Tiap baris umumnya dibentuk oleh 4 kata yang terdiri dari 8 – 12 suku kata.
o   Persajakan antara sampiran dan isi selalu parallel.
c)      Macam – macam pantun berdasarkan isinya:


o   Pantun anak – anak
o   Pantun remaja / percintaan
o   Pantun orangtua / nasihat
o   Pantun jenaka
o   Pantun teka – teki


d)     Macam – macam pantun berdasarkan isinya:
o   Pantun biasa : 4 larik dalam 1 bait
o   Pantun kilat (karmina) : 2 larik dalam 1 bait. Baris 1 sampiran, baris 2 isi. Terdiri dari 8 – 12 suku kata per baris yang bersajak a – a
o   Pantun berkait (seloka) : tersusun secara berangkai, saling mengikat antara 1 bait dan bait berikutnya. Baris 2 dan 4 di bait pertama akan menjadi baris 1 dan 3 di bait ke dua. Baris 2 dan 4 di bait kedua, akan menjadi baris 1 dan 3 di bait ketiga, begitu seterusnya.
o   Talibun : Pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4, asalkan jumlah barisnya genap. Misalkan 6 baris, berarti 3 baris pertama adalah sampiran, dan 3 baris selanjutnya adalah isi.

9.     Sastra Melayu Klasik
Adalah cerminan karya sastra masyarakat lama yang berkembang dengan Bahasa Melayu sampai abad ke-18.
a)      Karakteristik Sastra Melayu Klasik :
o   Sastra Lisan              :    Berkembang dari mulut kemulut
o   Statis                        :    Isi dan jumlahnya tidak mengalami perubahan
o   Istana sentris            :    Bercerita tentang dewa-dewa, bangsawan, fantastik
o   Bahasanya klise        :    Monoton (kuno, jadul)
o   Anonim                    :    Tidak diketahui jelas pengarangnya
o   Pengaruh                  :    Budaya Arab (Islam) dan Hindu
o   Ciri kalimat              :    Diawali dengan kata ‘maka’ ‘hatta’
o   Struktur kalimat       :    Predikat mendahului Subjek
b)      Unsur Sastra Melayu Klasik :
o   Tema : SELALU istana sentris
o   Alur :
·         Jenis Alur :
§  Alur maju
§  Alur mundur
§  Alur campuran
·         Tahapan Alur :
§  Eksposisi : pengenalan latar, tokoh
§  Komplikasi : mulai munculnya masalah
§  Klimaks : puncak ketegangan / masalah
§  Anti-klimaks : mulai muncul titik terang untuk penyelesaian masalah
§  Resolusi : penyelesaian (ending)
*        Happy ending   : denoumen
*        Sad ending        : catasthrope
*        Menggantung    : solution ending
o   Setting : latar, waktu
o   Point of view :
·         Orang pertama:
·         Pelaku utama : “aku” sebagai tokoh utama
·         Pelaku sampingan : “aku” bukan tokoh utama
·         Orang ketiga :
·         Pengamat : menjelaskan hasil pengamatan
·         Serba tahu (dalang) : menjelaskan banyak tokoh secara detail
·         Terpusat : menjelaskan 1 tokoh secara detail
o   Penokohan :
·         Protagonis : yang baik
·         Antagonis   : yang jahat
·         Tritagonis   : pemeran pembantu (figuran)
o   Amanat : Nilai yang terkandung dalam cerita
c)      Nilai-nilai yang terkandung dalam Sastra Melayu Klasik :
o   Nilai Religius  : nilai kepercayaan kepada Tuhan YME
o   Nilai Sosial     : mencerminkan norma berinteraksi dengan sesama
o   Nilai Moral     : berkaitan dengan norma baik/buruk dalam masyarakat
o   Nilai Estetis    : nilai keindahan yang terungkap dalam bersastra
o   Nilai Budaya  : berkaitan dengan adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku

  Do your best and God definitely will do the rest. God bless you!

David Christian - Desy Permatasari - Theresia Sharron - Vionilyn

No comments:

Post a Comment