Download Link [Microsoft Word 2007] :
UAS Bahasa Indonesia
UAS Semester 2 Kelas X
UAS Semester 2 Kelas X
1.
Paragraf Eksposisi
a) Paragraf
eksposisi adalah karangan yang isinya memaparkan menjelaskan suatu persoalan secara
jelas.
b) Ciri
– ciri :
o Bahasa
denonatif dan objektif
o Tidak
ada unsur mempengaruhi, hanya informasi
o Bahasa
bersifat deklaratif ( pernyataan ), bukan persuatif ( mempengarhui )
o Untuk
mensosialisasikan temuan / produk baru
o Fakta
( angka, peta, grafik, statistik, gambar, bagan ) sebagai ilustrasi /
konkritasi
c) Jenis
– jenis paragraf eksposisi
o Definisi
: Menjelaskan pengertian suatu istilah dan menggunakan konjungsi seperti adalah,
ialah, yakni, merupakan, dll
o Penggolongan
/ klasifikasi : mengelompokkanhal – hal sejenis
o Komparasi
: Membandingkan hal berbeda, tapi memiliki persamaan dan menggunakan kata
daripada, dibandingkan, lebih dari, dll
o Prosedural
: Menjelaskan proses terjadinya sesuatu dan menggunakan kata setelah itu,
sesuadah itu, lalu, kemudian, dll
o Ilustrasi
/ contoh : Menjelaskan sebuah contoh / ilustrasi sebagai pendukung ilustrasi dan
menggunakan kata misalnya, contohnya, antara lain, dll
o Laporan
: Menjelaskan hasil pengamatan atau survey.
2.
Paragraf Deskripsi
a) Adalah
paragraf yang menggambarkan secara rinci dengan menggunakan pengindraan
sehingga orang lain dapat ikut melihat atau merasakan.
b) Ciri
– ciri :
o Menggunakan
pengindraan ( penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, pengecap )
o Adanya
penyajian urutan ( contoh : atas ke bawah, depan ke belakang )
o Menonjolkan
perasaan
c) Jenis
– jenis paragraf deskripsi:
o Berdasarkan
objeknya:
·
Tempat ( pantai,
pegunungan, dll )
·
Ruang ( ruang kelas,
kamar tidur, dll )
·
Objek ( buah, tanaman,
hewan, dll )
o Berdasarkan
kesan yang ditimbulkan
·
Impresionis :
menonjolkan kesan penulis
·
Ekspositoris :
menonjolkan fakta
3.
Paragraf Narasi
a) Adalah
penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu.
b) Ciri
– ciri :
o Adanya
unsur perbuatan / tindakan.
o Adanya
unsur rangkaian waktu dan informasi.
o Adanya
sudut pandang penulis.
o Menggunakan
urutan waktu dan tempat yang berhubungan seccara kausalitas (sebab – akibat)
o Terdapat
unsur tokoh yang digambarkan dengan memiliki karakter / perwatakan yang jelas.
o Terdapat
latar tempat, waktu, dan suasana.
o Mempunyai
alur/plot.
c) Narasi
fiksi / sugestif :
o Mengisahkan
suatu hasil rekaan, khayalan, imajinasi penulis.
o Ciri
– ciri :
·
Menyampaikan suatu
makna / amanat yang tersirat
·
Menimbulkan daya khayal
·
Penalaran hanya
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga penalaran dapat
dilanggar.
·
Bahasanya condong ke
figurative dengan menitikberatkan penggunaan kata – kata konotatif.
·
Banyak menggunakan
majas atau gaya bahasa.
d) Narasi
non fiksi / eksposisi
o Mengisahkan
peristiwa yang benar – benar terjadi
o Ciri
– ciri :
·
Memperluas pengetahuan
·
Menyampaikan informasi
mengenai suatu kejadian
·
Didasarkan pada
penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional
·
Bahasanya lebih
cenderung ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata – kata
denotatif.
e) Struktur
paragraf narasi : dekriptif – naratif ( divergen )
4. Puisi
a) Unsur
puisi
o Makna
/ batin : perasaan, emosi, sikap, penyair, nilai – nilai / amanat
o Bentuk
/ fisik : diksi ( pilihan kata ), rima, baris, bait, majas, enjambemen
b) Karakteristik
bahasa puisi
o Bermakna
kias / konotatif, majas, emosional
o Bahasa
singkat, padat, menghindari konjungsi
o Menghindari
enjambemen ( pergantian baris yang tidak tepat )
o Mempunyai
Licentia Poetica : kebebasan penulis dalam menggunakan bahasa untuk mengekspresikan
perasaan
c) Berdasarkan
bahasa yang digunakan, dibedakan menjadi
o Puisi
diafan / transparan : bahasanya lugas, mudah dipahami
o Puisi
prismatis / gelap : bahasanya konotatif, sulit dipahami
d) Berdasarkan
tujuannya, dibedakan menjadi :
o Puisi
ekspresif : untuk orang lain
o Puisi
impresif : untuk diri sendiri
e) Rima,
dibedakan menjadi :
o Rima
Akhir : di akhir larik / baris dalam tiap bait.
·
Rima Rangkai (a-a-a-a)
·
Rima Kembar (a-a-b-b)
·
Rima Peluk (a-b-b-a)
·
Rima Silang (a-b-a-b)
·
Rima Patah (a-a-b-a) /
(a-b-a-a) / (a-a-a-b)
o Rima
Datar
·
Rima Asonasi :
Pengulangan bunyi vokal yang sama dalam beberapa kata yang berurutan dalam satu
baris
·
Rima Aliterasi :
Pengulangan bunyi konsonan yang sama pada beberapa kata yang berurutan dalam satu
baris.
5. Majas
a) Majas
Perbandingan
o Perumpamaan
/ Simile / Asosiasi : Perbandingan 2 hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi dianggap
sama. Ditandai oleh penggunaam kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti,
laksana, dll. Contoh:
§ Semangatnya
keras bagaikan baja.
§ Mukanya
pucat bagai mayat.
o Metafora
: Mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Contoh:
§ Harta
karunku (sangat berharga)
§ Dia
dianggap anak emas majikannya.
§ Perpustakaan
adalah gudang ilmu.
o Personifikasi
: Membandingkan benda tak bernyawa seolah – olah mempunyai sifat seperti
manusia. Contoh:
§ Badai
mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
§ Peluit
wasit menjerit panjang.
o Alegori
: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Biasanya
berbentuk cerita yang penuh dengan simbol – simbol bermuatan moral.
o Metonimia
: Menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda
tersebut. Contoh:
§ Setiap
pagi ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya
kopi)
§ Ayah
pulang dari luar negeri naik garuda. (maksudnya
pesawat)
o Sinekdoke
ü Pars
pro toto : Menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh:
§ Hingga
detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
§ Per
kepala mendapat Rp 300.000,00.
ü Totem
pro parte : Menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:
§ Dalam
pertandingan final bulu tangkis, RT 03 melawan RT 07.
§ Indonesia
akan memilih idolanya nanti malam.
b) Majas
Pertentangan
o Antitesis
: Mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya. Contoh:
·
Tua muda, besar kecil,
ikut meramaikan festival itu.
·
Miskin kaya, cantik
buruk, sama saja di mata Tuhan.
o Paradoks
: Mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh:
·
Aku merasa sendirian di
tengah kota yang ramai ini.
·
Hatiku merintih di
tengan hingar bingar pesta yang sedang berlangsung itu.
o Hiperbola
: Pernyataan berlebihan dari kenyataan dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian. Contoh:
·
Suaranya menggelegar
membelah angkasa.
·
Tubuhnya tinggal kulit
pembalut tulang.
o Litotes
: Menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan
mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri. Contoh:
·
Makanlah seadanya hanya
dengan nasi dan air putih saja.
·
Singgahlah ke gubuk
saya yang sederhana ini.
c) Majas
Sindiran
o Ironi
: Menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir. Contoh:
·
Ini baru siswa teladan,
setiap hari pulang malam.
·
Bagus sekali tulisanmu
sampai tidak dapat dibaca.
o Sinisme
: Menyatakan sindiran secara langsung. Contoh:
·
Perkataanmu tadi sangat
menyebalkan.
·
Lama – lama aku bisa
jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
o Sarkasme
: Majas sindiran yang paling kasar, biasanya diucapkan oleh orang yang sedang
marah. Contoh:
·
Mau muntah aku melihat
wajahmu, pergi kau!
·
Dasar kerbau dungu,
kerja begini saja tidak becus!
d) Majas
Penegasan
o Pleonasme
: Menggunakan kata secara berlebihan
dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Contoh:
·
Turun ke bawah.
·
Mendongak ke atas.
o Repetisi
: Perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh:
·
Dialah yang kutunggu,
dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
·
Marilah kita sambut
pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra
bangsa.
o Paralelisme
: Majas perulangan yang biasanya ada dalam puisi. Contoh:
·
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
o Klimaks
: Menyatakan beberapa hal berturut – turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
·
Semua orang dari anak –
anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
·
Ketua RT, RW, kepala
desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.
o Anti-klimaks
: Menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin menurun.
Contoh:
·
Kepala sekolah, guru,
dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
·
Di kota dan desa hingga
pelosok kampung, semua orang merayakan HUT RI.
o Retorik
: Berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan
penegasan, sindiran, atau mengunggah. Contoh:
·
Kata siapa cita – cita
bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
·
Apakah orang ini yang
selama ini kamu bangga – banggakan?
6. Paragraf Argumentasi
Menggunakan
ide, gagasan, pendapat penulis disertai bukti/fakta.
a) Ciri-ciri
paragraf argumentasi
o Menjelaskan
pendapat agar pembaca yakin
o Membutuhkan
fakta untuk pembuktian
o Menggali
sumber ide dari pengamatan, penelitian, pengalaman
o Ditutup
dengan kesimpulan.
b) Pola
pengembangan paragraf argumentasi :
o Sebab
– Akibat
·
Deduktif : Sebabnya 1 di awal, akibatnya banyak di
akhir
·
Induktif : Sebabnya banyak di awal, akibatnya 1 di
akhir
o Akibat
– Sebab
·
Deduktif : Akibatnya 1 di awal, sebabnya banyak di
akhir
·
Induktif : Akibatnya banyak di awal, sebabnya 1 di
akhir
c) Langkah-langkah
menulis paragraf argumentasi :
o Daftarlah
topik
o Susun
kerangka cerita
o Mengembangkan
kerangka cerita
o Edit
7. Paragraf Persuasi
Adalah
paragraf / karangan yang berisi meyakinkan dan ajakan.
a) Ciri
– ciri paragraf persuasi:
o Bertujuan
meyakinkan dan membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu.
o Melampirkan
bukti dan data – data pendukung.
o Terdapat
kata ajakan seperti ayo atau mari.
b) Contoh
: iklan produk / jasa.
c) Kerangka
persuasi dapat dimulai dengan pengertian, contoh, alasan – alasan, dan bukti –
bukti, dan diakhiri dengan ajakan.
8. Pantun
a) Adalah
puisi lama yang terikat syarat – syarat seperti:
o Jumlah
baris
o Jumlah
suku kata
o Jumlah
kata
o Persajakan
b) Ciri
– ciri pantun:
o Memiliki
rima a, a, a, a
o Dalam
1 bait / kuplet, terdiri dari 4 baris / larik
o Baris
1 dan 2 disebut sampiran.
o Baris
3 dan 4 disebut isi.
o Tiap
baris umumnya dibentuk oleh 4 kata yang terdiri dari 8 – 12 suku kata.
o Persajakan
antara sampiran dan isi selalu parallel.
c) Macam
– macam pantun berdasarkan isinya:
o Pantun
anak – anak
o Pantun
remaja / percintaan
o Pantun
orangtua / nasihat
o Pantun
jenaka
o Pantun
teka – teki
d) Macam
– macam pantun berdasarkan isinya:
o
Pantun biasa : 4 larik
dalam 1 bait
o
Pantun kilat (karmina)
: 2 larik dalam 1 bait. Baris 1 sampiran, baris 2 isi. Terdiri dari 8 – 12 suku
kata per baris yang bersajak a – a
o
Pantun berkait (seloka)
: tersusun secara berangkai, saling mengikat antara 1 bait dan bait berikutnya.
Baris 2 dan 4 di bait pertama akan menjadi baris 1 dan 3 di bait ke dua. Baris
2 dan 4 di bait kedua, akan menjadi baris 1 dan 3 di bait ketiga, begitu
seterusnya.
o
Talibun : Pantun yang
jumlah barisnya lebih dari 4, asalkan jumlah barisnya genap. Misalkan 6 baris,
berarti 3 baris pertama adalah sampiran, dan 3 baris selanjutnya adalah isi.
9. Sastra Melayu Klasik
Adalah
cerminan karya sastra masyarakat lama yang berkembang dengan Bahasa Melayu sampai
abad ke-18.
a) Karakteristik
Sastra Melayu Klasik :
o
Sastra Lisan : Berkembang
dari mulut kemulut
o
Statis : Isi dan jumlahnya tidak mengalami perubahan
o
Istana sentris : Bercerita
tentang dewa-dewa, bangsawan, fantastik
o
Bahasanya klise : Monoton
(kuno, jadul)
o
Anonim : Tidak diketahui jelas pengarangnya
o
Pengaruh : Budaya Arab (Islam) dan Hindu
o
Ciri kalimat : Diawali
dengan kata ‘maka’ ‘hatta’
o
Struktur kalimat : Predikat mendahului Subjek
b) Unsur
Sastra Melayu Klasik :
o Tema
: SELALU istana sentris
o Alur
:
·
Jenis Alur :
§ Alur
maju
§ Alur
mundur
§ Alur
campuran
·
Tahapan Alur :
§ Eksposisi
: pengenalan latar, tokoh
§ Komplikasi
: mulai munculnya masalah
§ Klimaks
: puncak ketegangan / masalah
§ Anti-klimaks
: mulai muncul titik terang untuk penyelesaian masalah
§ Resolusi
: penyelesaian (ending)
*
Happy ending : denoumen
*
Sad ending : catasthrope
*
Menggantung : solution
ending
o Setting
: latar, waktu
o Point
of view :
·
Orang pertama:
·
Pelaku utama : “aku”
sebagai tokoh utama
·
Pelaku sampingan :
“aku” bukan tokoh utama
·
Orang ketiga :
·
Pengamat : menjelaskan hasil
pengamatan
·
Serba tahu (dalang) :
menjelaskan banyak tokoh secara detail
·
Terpusat : menjelaskan
1 tokoh secara detail
o Penokohan
:
·
Protagonis : yang baik
·
Antagonis : yang jahat
o Amanat
: Nilai yang terkandung dalam cerita
c) Nilai-nilai
yang terkandung dalam Sastra Melayu Klasik :
o
Nilai Religius : nilai kepercayaan kepada Tuhan YME
o
Nilai Sosial : mencerminkan norma berinteraksi dengan
sesama
o
Nilai Moral : berkaitan dengan norma baik/buruk dalam masyarakat
o
Nilai Estetis : nilai keindahan yang terungkap dalam bersastra
o
Nilai Budaya : berkaitan dengan adat istiadat dan kebiasaan
yang berlaku
Do your best and God definitely will do
the rest. God bless you!
David Christian - Desy Permatasari - Theresia Sharron - Vionilyn
No comments:
Post a Comment